Saturday, September 10, 2016

Batu Akik Palu Diminati Hingga Thailand

Batu Akik Palu Diminati Hingga Thailand


Palu Jika banyak pecinta dan kolektor batu akik di Indonesia, tengah memburu batu akik Bacan. Tidak demikian dengan pecinta dan kolektor batu akik di Palu, Sulawesi Tengah. Mereka, malah memburu batu akik lokal, yang diyakini tidak kalah dengan batu akik jenis Bacan Doko, Palamea, dan Kembang yang berasal dari Pulau Bacan, Halmahera Selatan, Maluku Utara.

Salah satu jenis batu akik lokal yang tengah diburu dan sangat diminati itu, bernama Pirus Besi. Batu ini, berjenis Badar atau dengan nama lain biasa disebut Black and White Obsidian.

Batu yang memiliki tingkat kekerasan mineral 4,5 skala mohs ini, ditemukan di Ampana, Kabupaten Tojo Unauna oleh komunitas batu akik Tadulako Gemstone Palu.

Batu ini memiliki keunikan tersendiri dari pelbagai batu akik jenis Badar yang bisa ditemukan di beberapa daerah di tanah air, khususnya di Bacan.

Itu terlihat jelas dari serat-serat yang ada di dalam batu, karena memunculkan corak yang sangat khas dan jika disandinkang bersama magnet pasti akan menyatu.

Batu akik yang hanya bisa ditemukan di Ampana ini, akan semakin menarik jika sudah melalui proses pengolahan. Bahkan, saking menariknya, batu ini telah menjadi primadona tersendiri bagi ribuan pecinta dan kolektor batu di Palu.

Bahkan bukan hanya menjadi favorit, tapi batu ini juga sudah sangat diminati oleh warga negara lain, khususnya warga di Thailand.


"Selain dipasarkan di Palu, batu ini juga sudah dipasarkan ke Thailand. Bahkan, dalam sebulan kami mengirim sebanyak 500 biji ke Thailand," aku Ketua Gemstone Tadulako Palu, Andy Rush, di Palu

Harga dari batu ini cukup terjangkau untuk semua kalangan, karena harganya mulai dari Rp250 ribu per biji hingga jutaan rupiah. Berfariasinya harga itu, dilihat dari corak yang berada di dalam batu.




"Kalau coraknya hanya sedikit, harganya murah. Tapi kalau coraknya banyak, pasti harganya mahal," terang Andy.

Namun khususnya untuk di pasar Thailand, batu ini dijual dengan harga yang cukup tinggi. Di mana, harga per bijinya mencapai Rp2 juta hingga Rp2,5 juta per biji untuk ukuran jumbo.

"Kecuali di Thailand, kami menjualnya dengan harga tinggi. Karena di sana (Thailand,red) banyak peminatnya, kami juga sengaja untuk mempertahankan di harga tinggi. Itu agar harganya di tingkat pasar mancanegara bisa bertahan tinggi dan tidak jatuh di harga murah," kata Ketua Bidang Pemasaran dan Kerajinan Tadulako Gemstone Palu, Memet.




Selain sudah menembus pasar Thailand, oleh komunitas batu akik Tadulako Gemstone Palu juga akan memperkenalkan batu ini ke pasar lokal Indonesia, khususnya di pasar batu akik Rawa Bening, Jakarta.

"Beberapa hari ke depan batu ini akan kami kirim ke Rawa Bening, karena disana (Rawa Bening) sudah ada beberapa pengepul yang mau membeli," tambah Memet.

Tadulako Gemstone Tadulako Palu berharap, batu jenis ini bisa juga meramaikan pasar batu akik di Indonesia. Karena, kualitas dari batu ini sudah terbukti dan diminati hingga ke pasar mancanegara khususnya di pasar batu akik Thailand.




Namun, jika berminat ingin mendapatkan batu ini, cukup berkunjung ke sekretariat Gemstone Tadulako Palu di Jalan Sungai Surumana, Kelurahan Siranindi, Kecamatan Palu Barat. Di tempat itu, beragam batu akik lokal diolah untuk dijual bahkan dikoleksi.






Batu Akik Candel Jadi Primadona Warga Poso



Demam batu akik melanda hingga hampir seluruh wilayah Indonesia. Di Poso penjual-penjual batu akik bermunculan bak jamur di musim hujan.

Poso - Bemam batu akik melanda hingga hampir ke seluruh pelosok Tanah Air. Di Poso, Sulawesi Tengah para penjual batu akik bermunculan bak jamur pada musim hujan. Bagi pemburu batu akik di Poso, batu khas lokal masih jadi primadona untuk dikoleksi, seperti batu candel super dan beberapa jenisnya berdasarkan motif dan warna.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Senin (11/5/2015), batu fosil eboni, batu giok napu, batu sulewana dan batu gunung biru juga menjadi pilihan utama yang ingin dimiliki.

Harga yang ditawarkan oleh para penjual batu pun cukup terjangkau. Untuk sebuah cincin siap pakai dengan batu akiknya dihargai antara Rp 200 Ribu hingga Rp 500 ribu untuk jenis batu. Sementara batu akik termahal dari jenis batu fosil eboni ditawar hingga Rp 1 juta.

Batu fosil eboni sangat langka. Batuan fosil ini tersebar di wilayah Poso yang merupakan tempat pohon eboni atau kayu hitam yang tumbuh endemik hanya di Poso, Sulawesi Tengah. Batuan fosil ini sangat sulit didapat karena berada di dalam tanah.

Selain batu fosil eboni, batu candel super paling dicari oleh para kolektor batu di Poso. Batu ini memiliki khasiat yang dipercaya bisa dipakai sebagai alat terapi penyembuhan beberapa jenis penyakit. Batu candel mempunyai ciri warna hitam legam, namun jika disenter berwarna hijau muda dan mempunyai kandungan besi yang lengket dengan medan magnet.

Artis-V.blogspot.com

No comments:

Post a Comment